Kamis

Bekas Sujud, Tak Sekadar Tanda Kehitaman di Dahi




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ


Diriwayatkan dari Rabi'ah bin Ka'b bahwa ia berkata, "Aku menginap bersama Nabi Shalallahu alaihi wa sallam  dan membantu beliau untuk menyiapkan air wudhunya dan kebutuhan lainnya." Kemudian, Rasulullah bersabda, "Mintalah sesuatu kepadaku." Aku menjawab, "Aku mohon agar bisa menemanimu di surga." Beliau menjawab, "Bukan lainnya?" Aku berkata, "Hanya itu saja. Lalu, Nabi SAW bersabda, "Bantulah aku untuk dirimu dengan memperbanyak sujud." (HR Ahmad, Muslim, An Nasai, dan Abu Daud).

Senin

Jilbab Wanita Muslimah …..


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ


Dewasa ini kita melihat banyak kaum muslimah yang tidak berjilbab dan apabila ada yang berjilbab bukan dengan tujuan untuk menutup aurat-aurat mereka akan tetapi dengan tujuan mengikuti mode, agar lebih anggun dan alasan lainnya. Sehingga mereka walaupun berjilbab tetapi masih memperlihatkan bentuk tubuh mereka dan mereka masih ber-tasyabbuh kepada orang kafir.

Jumat

Seni menata Hati dalam Bergaul




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْماتُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ

oleh : K.H. Abdullah Gymnastiar

Pergaulan yg asli adl pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yg penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yg bernilai rendah tak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

kebaikan yang MENGINTIP




mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang
akan menarik keluar yang terbaik dari mereka

berbagi senyum kecil dan pujian sederhana
mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali percaya
bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik


Rabu

Dalam dekapan Ukhuwah




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ
 
 
Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, sekokoh janji.. Dalam dekapan ukhuwah.


Kamis

☆ Di Balik Seraut Wajah ☆



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ

Sahabat saudaraku fillah...Manusia memang memiliki beragam bentuk wajah. Namun di balik seraut wajah, Ibnul Qayyim membagi menjadi empat jenis yaitu :


1. Wajah yang berpadu dua keindahan yakni keindahan lahiriah dan keindahan batiniah ( lahiriah rupawan dan batiniah memiliki perangai dan perilaku yang baik )

RAHASIA MENJADI WANITA TELADAN

                  

 



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ


Adakalanya perjalanan rumah tangga itu mandeg, kehidupan rumah tangga yang kita cita-citakan harapannya pupus, tidak bahagia.. , kenapa…? karena bahagia yang bisa diukur dari rasa puas, tentram, senang dan damainya hati sesungguhnya bukan merupakan pemberian siapa-siapa, melainkan sebuah pilihan. Karena bahagia ada dalam diri kita masing-masing dan yang menciptakan kesengsaraan adalah kita sendiri.

Rabu

Maknai dulu apa itu Salam!




Tahukah kita makna “assalamu ‘alaykum waråhmatullåhi wabaråkaatuh”? ataukah hanya kita kenali sebagai kata sapaan biasa?! Sungguh rendah jika hanya itu yang kita tahu, tak heran kita jarang menyebarkan salam, dan sangat bakhil ketika menyebarkan/menjawab-nya, yakni kebanyakan dari kita dengan menyingkat-nyingkat (‘samlekum‘ ‘askum‘, ‘ass‘, ‘asslmkm‘, ‘wass‘, ‘wass wr. wb‘ dll;) ketika menyebarkan atau menjawab salam dengan tulisan, atau dengan menjawab KUM SALAM (saja) jika menjawab dengan lisan. Lantas apakah arti semua singkatan itu?!

Kesalahan dalam menyingkat pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, serta salam kepada kaum muslimin.




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ

Salah satu bentuk ibadah yang terlalaikan, namun dianggap sebagai hal biasa di kalangan kaum muslimin sekarang ini adalah menulis pujian kepada Allah; shalawat serta salam kepada Nabi; dan salam kepada sesama kaum muslimin dengan cara disingkat… Padahal telah diketahui bahwa dalam kaidah penggunaan bahasa Arab, kesempurnaan tulisan dan pembacaan lafadz akan sangat mempengaruhi arti dan makna dari sebuah kata dan kalimat.
Lalu, bagaimana jika pujian kepada Allah, shalawat kepada nabi, ataupun salam kepada kaum mukminin disingkat dalam penulisannya? Apakah akan merubah arti dan makna kalimat tersebut?!

BERLINDUNG DARI EMPAT PETAKA




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ



عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم : « كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَدُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ وَنَفْسٍ لَا تَشْبَعُ » (رواه النسائي )

 
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallohu anhuma bahwasanya Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam berlindung dari empat perkara: 1) Ilmu yang tidak bermanfaat, 2) Hati yang tidak khusyu’, 3) Doa yang tidak didengar, 4) Jiwa yang tidak kenyang . (HR. Nasaai)

Senin

Sesuatu Dibalik Perhiasanmu




(Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq al-Atsariyyah



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَتُهُ

Wanita memang mempunyai kecenderungan untuk tampil cantik. Tak heran kalau kemudian ada yang meluangkan waktu secara khusus untuk perawatan kecantikan di salon ataupun spa. Bahkan ada yang melakukannya dengan cara yang lebih ekstrem seperti mengerik alis, dsb. Bagaimana sesungguhnya Islam mengatur ini semua?
Allah berfirman: “Apakah patut (menjadi anak Allah) orang (wanita) yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan, sedangkan dia tidak dapat memberi alasan yang jelas dalam pertengkaran?” (QS.az-Zukhruf: 18)

Ilmu (Agama), Perhiasan Tak Ternilai Bagi Muslimah




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَتُهُ


“Menuntut ilmu (agama) wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini).


Seorang yang mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus memiliki pedoman dalam menapaki kehidupannya di dunia. Dan pedoman hidup seorang hamba semua telah diatur dalam syariat Islam.
Seorang yang sukses bukanlah orang yang hidup dengan bersemboyan ‘semau gue’ dengan mengikuti hawa nafsunya, tapi orang yang sukses adalah orang yang mengambil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan pemahaman As Salafus Shalih sebagai pengikat aturan hidupnya.

Nahkoda dalam Bahteraku




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَتُهُ



(Laki-Laki adalah Pemimpin bagi Wanita)

Penulis: Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

 
Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita disebabkan Allah telah melebihkan sebagian mereka (kaum pria) di atas sebagian yang lain (kaum wanita) dan disebabkan kaum pria telah membelanjakan sebagian dari harta mereka…”. (An-Nisa: 34)

Demikian indahnya tuturan kalam Ilahi di atas menetapkan tatanan hidup yang pasti mengantarkan kepada kebahagiaan. Namun manusia yang durjana ingin merubah keindahan tatanan tersebut. Akibatnya musibah datang silih berganti dan malapetaka semakin meluas. Wanita yang seharusnya tunduk di bawah kepemimpinan pria menjadi sebaliknya, ia yang memimpin. Padahal Rasul yang mulia shallallahu ‘laihi wa sallam jauh sebelumnya telah berpesan dalam sabdanya yang agung :

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada seorang wanita”. (Shahih, HR. Bukhari No. 4425)

" resent post "