Menjadi penghuni surga ? Siapa yang tidak menginginkan cita-cita yang agung ini. Itulah puncak cita-cita dari seorang muslim. Merasakan kenikmatan surga yang hakiki dan abadi. Begitu pula seorang muslimah tentu bercita-cita Menjadi Wanita Penghuni Surga.
Menjadi wanita surga berarti menjadi penduduk taman indah yang keelokannya tak terperikan oleh tulisan dan kata-kata. Di dalamnya terdapat berbagai bejana dari emas dan perak. Istana yang megah dengan balutan beragam permata semakin membuat terpana. Berbagai macam kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik di hati. Dengan begitu wanita surga begitu mulia dan berharga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkannya
“ …seandainya salah seorang wanita penduduk surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Setengah dari kerudung wanita surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” [Shahih al-Bukhari Kitab al-Riqaq no. 6568]
Mungkinkah menjadi wanita surga? Bukankah di surga sudah ada bidadari yang cantik bermata jeli? Kaum muslimah bisa tetap menjadi pendamping suaminya yang beriman kelak di surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk surga lainnya. Tentunya sesuai dengan rahmat Allah yang diterimanya kemudian sesuai amalnya selama di dunia. Jadi pasutri di dunia pun nanti bisa menjadi pasangan yang kekal di surga yang abadi. Lantas bagaimana menjadi wanita surga? Pada hakikatnya wanita surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan rasul-Nya. Seluruh sifatnya merupakan cerminan ketaatannya.
DI ANTARA SIFATNYA ADALAH:
=============================
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan ibadah haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, jika tidak, dia menyadari bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakal kepada-Nya, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab-Nya, mengharap rahmat-Nya, bertaubat kepada-Nya, bersabar atas segala takdir-Nya, dan mensyukuri segala kenikmatan yang ada.
6. Gemar membaca al-Quran dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa hanya kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat sekitar.
8. Berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang menzhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian sebagian ciri wanita surga yang disebutkan dalam kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah. Ini tidak dimaksudkan sebagai pembatasan, seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya
“ …dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (An Nisa’: 13)
Anda tertarik menjadi kandidatnya? Jalan takwa membentang di depan Anda, kenapa memilih jalan menyimpang? Semoga anda termasuk muslimah yang bercita-cita demikian. Wallahu a’lam bishshawwab.
Sumber : Majalah Fatawa Vol.III/No.05 | April 2007 / Rabiul Awwal 1428 halaman 60-61
http://akhsa.wordpress.com/2009/07/03/menjadi-wanita-penghuni-surga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar