Jumat

L . O . V . E . ( sungguh menarik untuk di ulang2 )



♥L.O.V.E♥ :

Sungguh Menarik Untuk Di ulang-ulang... :)



Bismillaahir rohmanir rohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wa barokaatu.


Duhai saudara-saudariku tercinta rahimakumullaah…

Subhanallah… ternyata dari 60 detik, ke 60 menit, ke 24 jam, dan ke 7 hari itu sangatlah singkat. Dari detik dan waktu it...u, insyaAllah masing-masing kita akan mengetahui suatu bentuk perubahan.




♥ Bisa jadi sebelumnya ia tidak saling mengenal, ternyata saat ini mereka bersahabat.
Itulah PERTEMUAN.

♥ Bisa jadi sebelumnya ia hanya mampu membayangkan bagaimana suasana di sekitar Ka’bah melalui gambar-gambar yang di saksikannya, ternyata saat ini ia baru saja pulang dari Makkah untuk berhaji atau sekadar umroh.
Itulah LANGKAH.

♥ Bisa jadi kemarin dulu ia adalah seorang bujangan, ternyata hari ini ia sedang memandangi wajah istrinya yang tertidur lelap, setelah seharian mengurus anak-anaknya yang masih kecil..
Itulah JODOH.

♥ Bisa jadi ketika itu ia sangat bingung mencari dana untuk membiayai sekolah anaknya, ternyata sekarang ia sudah menyekolahkan 30 orang anak yatim-piatu hingga ke perguruan tinggi.
Itulah RIZKI.

♥ Bisa jadi kemarin kita masih bersenda gurau di sini, ternyata salah seorang di antara kita telah tiada hari ini..
Dan itulah MAUT….


MasyaAllah, sungguh semua itu terjadi oleh karena CINTA Allah ta’ala atas segala kehendak-Nya. Adakah pula kita mencintai segala sesuatu itu karena DIA? Maka hanya pecinta sejati (Allah lover) yang cenderung memiliki kemampuan mencerna dan menerima setiap dua pilihan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al-Hujuraat {49}:7).

Saudara-saudariku yang sungguh kucintai karena Allah…

Ketika sepasang kekasih sedang berkhalwat (di malam minggu), lalu mereka tampak begitu mesra dan saling memberikan perhatian secara khusus, lantas orang-orang “modern” pada umumnya itu pun berkeyakinan dan menyatakan, “Ooh betapa indah dan romantisnya mereka, begitulah cinta yang sejati..”


Benarkah? Sesempit itukah!? Padahal… Hmm, let’s talk about ♥L.O.V.E♥.

Onta diam bersama dengan pasangannya karena cinta. Anak kecil menyusu pada ibunya karena cinta. Burung membangun sarangnya dengan cinta. Cinta membuat wajah bersinar cemerlang, bibir merekah dengan senyuman, mata menjadi bercahaya. Dengan cinta terjadi rangkulan, dekapan dan rasa kasih.

Cinta adalah hakim di mahkamah dunia. Ia akan berpihak kepada orang-orang yang dicintai walaupun dia melanggar. Ia akan mengambil keputusan untuk kemaslahatan orang-orang yang dicintai, meskipun dia zhalim. Kepala dipenggal dan jatuh menggelinding di atas tanah, seperti jatuhnya uang receh, karena cinta kepada prinsip. Jiwa melayang ditebas tajamnya pedang, karena pemiliknya demikian cinta pada risalah yang diyakininya.

Para sahabat mencintai manhaj Islam dan pemilik manhaj itu. Mereka mencintai risalah Islam dan sosok yang membawanya. Mereka demikian cinta kepada wahyu dan Dzat yang menurunkannya. Mereka rela berjibaku di depan tombak-tombak karena mereka mengharap ridha Allah saat perang Badar, Uhud, dan Hunain. mereka meninggalkan makanan, minuman, dan syahwat ditengah-tengah udara panas di Makkah dan Medinnah. Mereka rela untuk tidak menempelkan punggungnya di tempat-tempat tidur pada sepertiga malam terakhir. Mereka rela menginfakkan barang-barang paling berharga hanya demi mencapai kerelaan Sang Kekasih.

Dengan cinta Haram bin Mulhan berteriak, “Aku menang, demi Rabb Ka’bah.” Dengan cinta Umair bin Hammam berteriak nyaring untuk secepatnya menuju surga, “Sesungguhnya hidup ini demikian panjang jika aku masih hidup dan masih sempat makan buah kurma ini.” Dengan cinta Abdullah bin ‘Amr Al-Anshari berteriak demikian lantang, ‘Ya Allah ambillah darahku hari ini sehingga membuat-Mu ridha.”

Saat Ibrahim Al-Khalil mencintai Allah, maka api yang berkobar menjadi dingin dan damai.

Kala Musa Al-Karim mencintai Rabb-nya, maka air laut membelah diri agar Musa bisa berjalan di tengah-tengahnya.

Tatkala sang penutup para nabi mencintai Khalik-Nya pohon kurma merunduk dan bulan menjadi terbelah.

Bagi orang yang mencinta, adzab akan terasa nikmat dan kesyahidan laksana madu. Sebab ia sedang mencinta!!

Dengan cinta, orang yang tidur bangkit dan melempar selimut hangatnya kala shalat fajar menjelang. Dengan cinta, seorang panglima perang maju tanpa memperdulikan hidupnya. Dengan cinta, air mata meluncur dari kelopak mata. Dengan cinta hati menjadi sedih, dan lisan tak berkata kecuali kata yang diridhoi-Nya. Cinta itu laksana aliran listrik yang mengalir di kawat-kawat yang kemudian memancarkan cahaya kemilau. Dia adalah aliran yang sampai pada raga yang memunculkan kehangatan. Dia adalah aliran yang menyentuh sesuatu lalu kemudian memancarkan kilatan. Cinta itu laksana gravitasi yang dengannya falak bergerak. Dengannya, benda-benda langit beriringan rapi. Dengannya, galaksi berotasi sehingga tak terjadi benturan di antara bintang-bintang. Planet-planet terus berada dalam rotasinya sehingga tidak terjadi benturan.

Tatkala cinta terputus, maka kekacauan akan terjadi disemesta, keraguan dan buruk sangka akan muncul dalam jiwa, kekeruhan akan terlihat di wajah. Kala cinta berakhir, seorang siswa tak akan lagi mengerti apa yang diucapkan gurunya walau kata-kata fasih dan jelas. Kala cinta telah pupus, tak ada lagi ketaatan seorang istri pada suaminya walaupun ia hanya diminta untuk menghidangkan segelas air. Kala cinta berakhir, tak ada lagi kisah seorang ayah pada anaknya walaupun ia berada di bawah ancaman singa. Kala cinta berakhir, perang akan berkobar, api perang akan menyala, benteng-benteng akan di hancurkan, pagar-pagar pembatas akan diguncangkan dan jiwa-jiwa serta harta akan melayang. Tatkala cinta berakhir, maka dunia akan menjadi datar. Kesepakatan akan menjadi lembaran-lembaran kosong, bukti-bukti menjadi dongeng-dongeng, idealisme menjadi kebohongan.

Tak ada hidup tanpa cinta, tak ada keabadian tanpa cinta. Sebaliknya, jika engkau mencinta, maka engkau akan mampu menghirup wangi bunga, mampu merasakan lembutnya sutra, bisa mencicipi manisnya madu, menikmati ‘dinginnya’ sehat. Jika engkau mencinta, maka engkau akan mendapatkan semulia-mulia ilmu, dan akan mengerti rahasia-rahasia sesuatu.

Namun jika engkau membenci, maka setiap kata akan terasa menusuk dada, setiap gerak dan tindakan akan selalu di curigai. Setiap kebaikan dianggap kejahatan dan sebaliknya kejahatan dianggap sebagai kebaikan. Bagi orang yang mencintai, usiran adalah panggilan, kemarahan adalah ridha, dosanya adalah kebaikan dan kesalahan adalah kebenaran.

Maka CINTA seperti apakah yang hendak engkau kumpulkan selama masa persinggahan yang sebentar ini…?

♥♥♥♥♥♥


Barakallaahu fiikum,
Wassalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" resent post "