بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Ibnul Qayyim berkata, “Tingkatan manusia di dalam shalat ada lima :
Pertama, orang yang sangat zalim terhadap dirinya sendiri. Mereka adalah orang yang wudhunya tidak sempurna, waktu shalatnya tidak terjaga, syarat dan rukunnya tidak diperhatikan;
Kedua, orang yang memperhatikan shalat, wudhu dan rukun-rukun lahiriah shalat. Akan tetapi ia lupa akan kesungguhan jiwa. Mereka terlena oleh bisikan ......dan gangguan yang ada dalam pikirannya;
Kedua, orang yang memperhatikan shalat, wudhu dan rukun-rukun lahiriah shalat. Akan tetapi ia lupa akan kesungguhan jiwa. Mereka terlena oleh bisikan ......dan gangguan yang ada dalam pikirannya;
Ketiga, orang yang menjaga syarat dan rukun shalatnya, dan jiwanya bersungguh-sungguh melawan bisikan dan gangguan. Mereka sangat semangat dalam melawan musuh-musuh agar tidak mampu mencuri shalat mereka. Orang seperti ini berada dalam shalat dan perjuangan;
Keempat, orang yang sangat memperhatikan shalatnya dan hatinya terfokus dalam ruh shalat dan penghambaan terhadap Rabbnya;
Kelima, orang yang mencurahkan segala pikiran dan hatinya untuk mencapai kekhusyukan yang paripurna di dalam shalat. Ia melihat Allah dengan hatinya dan ia sadar bahwa Allah selalu mengawasinya. Hatinya penuh dengan cinta dan keagungan Allah. Seolah-olah ia melihat Allah dan ia hadir di hadapan-Nya. Bisikan dan godaan lenyap dari dirinya. Tabir penutup antara dirinya dan Allah telah terbuka. Perbedaan orang seperti ini dengan orang yang lupa di dalam shalatnya ibarat jarak antara bumi dan langit. Orang seperti itu mampu menyatu dengan Allah di dalam shalatnya.
Yang pertama disiksa, yang kedua dihisab, yang ketiga dimaafkan, yang keempat mendapatkan pahala, dan yang kelima dekat dan menjadi kekasih Allah.”
(al Wabil ash Shayyib min al Kalim ath Thayyib).
di salin dari :http://www.facebook.com/TasjilatArRoyyan#!/majalah.arrisalah
[PIKIRAN MELAYANG KETIKA SHOLAT, APA SOLUSINYA?]
oleh Fadhl Ihsan
oleh Fadhl Ihsan
Tanya:
Saya seorang wanita yang mengerjakan ibadah yang diwajibkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada saya, hanya saja di saat mengerjakan shalat saya banyak lupa di mana saya shalat sedangkan pikiran saya bisa melayang-layang mengingat beberapa kejadian pada hari tersebut. Padahal sebelumnya pikiran itu tidak terlintas di benak sa...ya melainkan setelah saya mulai melakukan shalat. Saya tidak mampu lepas dari hal ini kecuali ketika membaca bacaan shalat dengan keras. Lalu apa yang anda nasihatkan kepada saya?
Jawab:
“Masalah yang anda keluhkan ini banyak pula dikeluhkan oleh orang yang shalat, ketika setan membuka pintu waswas baginya di tengah shalat. Terkadang ada orang selesai dari mengerjakan shalatnya dalam keadaan ia tidak tahu apa yang tadi diucapkan/dibacanya saat shalat. Akan tetapi penyakit yang demikian telah diberikan bimbingan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam untuk mengatasinya yaitu dengan meniup (meludah kecil) ke arah kiri tiga kali dan mengucapkan: ‘audzu billahi minasy syaithani rajim. Bila ia lakukan hal ini, akan hilanglah darinya apa yang didapatinya dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagi orang yang masuk dalam amalan shalat hendaknya meyakini ia sedang berada di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedang bermunajat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bertaqarrub/mendekat kepada-Nya dengan membesarkan dan mengagungkan-Nya serta membaca kalam-Nya, disertai doa yang dipanjatkan pada tempat-tempat yang memang disyariatkan untuk berdoa dalam shalat.
Apabila seseorang bisa merasakan perasaan seperti ini dalam shalat maka ia bisa masuk menghadap Rabbnya dengan khusyuk, penuh pengagungan, mencintai kebaikan yang ada di sisi-Nya, serta takut akan hukuman-Nya apabila ia sampai tidak serius menunaikan kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan atasnya,” demikian jawaban dari Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah. (Fatawa al-Mar’ah, 1/32-33)
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 80/VII/1433 H/2012, hal. 102
Jawab:
“Masalah yang anda keluhkan ini banyak pula dikeluhkan oleh orang yang shalat, ketika setan membuka pintu waswas baginya di tengah shalat. Terkadang ada orang selesai dari mengerjakan shalatnya dalam keadaan ia tidak tahu apa yang tadi diucapkan/dibacanya saat shalat. Akan tetapi penyakit yang demikian telah diberikan bimbingan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam untuk mengatasinya yaitu dengan meniup (meludah kecil) ke arah kiri tiga kali dan mengucapkan: ‘audzu billahi minasy syaithani rajim. Bila ia lakukan hal ini, akan hilanglah darinya apa yang didapatinya dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagi orang yang masuk dalam amalan shalat hendaknya meyakini ia sedang berada di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedang bermunajat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bertaqarrub/mendekat kepada-Nya dengan membesarkan dan mengagungkan-Nya serta membaca kalam-Nya, disertai doa yang dipanjatkan pada tempat-tempat yang memang disyariatkan untuk berdoa dalam shalat.
Apabila seseorang bisa merasakan perasaan seperti ini dalam shalat maka ia bisa masuk menghadap Rabbnya dengan khusyuk, penuh pengagungan, mencintai kebaikan yang ada di sisi-Nya, serta takut akan hukuman-Nya apabila ia sampai tidak serius menunaikan kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan atasnya,” demikian jawaban dari Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah. (Fatawa al-Mar’ah, 1/32-33)
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 80/VII/1433 H/2012, hal. 102
Tidak ada komentar:
Posting Komentar