بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ
Adakalanya perjalanan rumah tangga itu mandeg, kehidupan rumah tangga yang kita cita-citakan harapannya pupus, tidak bahagia.. , kenapa…? karena bahagia yang bisa diukur dari rasa puas, tentram, senang dan damainya hati sesungguhnya bukan merupakan pemberian siapa-siapa, melainkan sebuah pilihan. Karena bahagia ada dalam diri kita masing-masing dan yang menciptakan kesengsaraan adalah kita sendiri.
Ada sebagian wanita yang apabila mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan dari suaminya, lantas dia mengatakan: “selama saya hidup denganmu tidak pernah merasakan kebahagiaan”. Bahagia itu yang menciptakan diri kita sendiri, biarpun orang di sekitar kita sudah baik tetapi kalau kita bawaannya curiga terus dengan orang di sekitar kita, maka bisa menerbitkan ketidakbahagiaan, dengan kata lain, kalau kita memperbaiki muka kita, maka kaca dengan sendirinya akan cantik, tapi kalau misalnya muka kita blepotan atau dandanan kita tidak bersahaja maka kaca sebaik apapun tidak akan bisa membenahi muka kita, yg membenahi muka kita adalah diri kita sendiri, setelah itu kita ngaca, ternyata.., oh cantik juga ya saya….
Ada beragam sifat wanita dalam menghadapi kehidupannya, mari kita berkaca ke kedalaman diri kita sendiri, kategori manakah yang mendekati sifat kita?
Pertama
العاقلة ذات الخلق الحسن والذوق الحسن دواء للرجل تشفيه من متاعب النفسية والمادية
Wanita yang berakal memiliki akhlak yang mulia dan perasaan yang sangat bagus, ini adalah obat penyembuh bagi suami di dalam hidupnya, penyembuh duka lara dalam kehidupan yang sifatnya sikologi & materi.
wanita yang berakal adalah wanita yang cerdik, bukan wanita yang menurut kata kasar orang “udah otaknya jongkok, pendidikannya SD nggak lulus, mulutnya rusak, ngomong sekali pedes”, kalo nggak begitu keluar kalimat-kalimat yang kalau dicari dalam kamus seluruh duniapun nggak bakalan ketemu, karena saking jeleknya.
Masya Allah… siapa yang akan betah tinggal di rumah. Makanya ada sebagian laki-laki yang tidak kerasan tinggal dirumah, putus komunikasi, suami ngomong Cuma satu kecap, istrinya udah lima kecap itupun yang empatnya semua kalimat binatang buas, sehingga hari-harinya dipenuhi kegundaan, kesedihan, berbagai macam problem. Wanita itu dirindukan bukan karena cantiknya, walaupun itu juga iya, tapi yang paling penting adalah akhlaknya, penampilannya, sopan santunnya dan senyum simpulnya ketika suaminya pulang kerja.
Kedua
والجاهلة الحمقاء داء للأسرة تلوس جميع أفرادها بجراثم القلة والنزاع
Hari-harinya kalo gak nuntut cerai, dia membuat suaminya down, kerjanya dijatuhkan, profesinya dihina, gajinya direndahkan, udah gitu dia nggak bantu lagi, si istripun kadang menuntut “apa yang bisa diharapkan dari kamu”. Akhirnya lambat laun, hal ini tumbuh terus yang pada ujungnya terjadi suatu klimaks, akhirnya anda tidak disukai, anda bukan pilihan, bahkan mungkin wanita yang hadirpun terpaksa didalam kehidupan seorang laki-laki, maka nyiumpun, mencium dengan dasar keterpaksaan, melayanipun, melayani dengan dasar keterpaksaan, kalau suami istri hidup berumah tangga dengan dasar keterpaksaan maka sudah bisa dipastikan akan berakhir di pengadilan agama.
Ketiga
والمرأة المتكبرة المغرورة مرض للزوج لا يشفي منه إلا بطلاقها
Wanita sombong apalagi gajinya lebih gede, status sosialnya lebih tinggi, apalagi mungkin ada modal zhohir kecantikannya menggiurkan. Apalagi teman-teman kerjanya nya kadang memuji, dan merayu rayuan syetan. “Ahh…orang seperti Kamu tuh mbak nggak layak jadi istrinya si anu, rugi, cocoknya mbak tuh sekelas camat atau bupati lah..”
Akhirnya si istripun geger dan menuntut suaminya.
Coba kalau wanita mencoba menerima apa adanya, aku adalah aku, dia adalah dia, status yang saya sandang adalah pemberian Allah.
Renungkan firman Allah Jalla wa ‘Alaa ini:
نحن قسمنا بينهم معيشتهم (الزخرف:32)
Kami telah membagi status hidup orang itu sesuai dengan kadarnya
Maka waspadalah hai wanita yang bekerja di luar rumah apalagi kalau gajinya lebih besar ketimbang suami, ini bisa memicu bom besar, sehingga meledak karena kekecewaan suami yang menumpuk terendapkan. “wah ternyata istri saya semakin congkak, semakin sombong dengan gajinya, dengan pasokannya”.
Makanya islam menyarankan, kalau wanita sudah tidak perlu kerja, maka sebaiknya menunggu rumahnya, makanya mari kita renungkan baik-baik, ada apa di balik hikmah wanita tidak diwajibkan jihad, tidak diwajibkan hadir shalat jama’ah dan hadir shalat jum’at, supaya sempurna, supaya tuntas, supaya wanita itu betul-betul baik dalam mengelola atau menyelsaikan tugas-tugas rumah tangga, itu sudah mengganti semuanya. Dan termasuk mengabdi dan melayani terhadap suami, karena Rasulullah mengatakan
إنه جنتك ونارك
Sesungguhnya suamimu itu surga dan nerakamu (hadits ini dishohihkan oleh syaikh Al-Albaniy)
Keempat
والمرأة الصالحة المستقيمة علاج لكل ما يعاني المجتمع
Wanita shalihah, almustaqimah akan menjadi obat bagi suaminya, rumahnya, dan seluruh masyarakat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة
Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita/istri shalihah. HR. Muslim no. 1467
- Ketika kita melihat pasangan kita, lihatlah apa adanya jangan sekali-kali melihat apa yang seharusnya. Siapapun, janganlah kita menikah untuk merubah watak pasangan kita, karena watak itu suatu hal yang ada dalam diri manusia, potensi yang diberikan Allah yang sulit untuk dirubah maka yang paling penting menumbuhkan kelebihan dari sisi lain, sehingga kelebihan itu menutupi watak.
Rasulullah bersabda: tipe manusia marah itu ada empat;
- Ada orang yang sulit marah, tapi kalau sekali marah sulit sembuh.(HR.Tirmidzi)
- Ada orang yang sulit marah, gampang sembuh.
- Ada orang gampang marah, sulit sembuh.
- Dan ada Orang yang gampang marah, gampang sembuh.
- Apabila kita melihat sesuatu yang tidak menyenangkan atau hal negatif dari pasangan kita, maka carilah kelebihannya karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:
لا يفرق مؤمن مؤمنة إن سخط منها خلقا رضي منها خلقا آخر
Janganlah seorang mu’min melepas seorang mu’minah (istrinya) jika dia tidak suka dengan satu sisi maka dia akan menemukan sisi lainnya yang menyenangkan.
- Apabila kita melihat dari pasangan kita sesuatu yang menyebabkan kita marah,maka ingatlah saat-saat bahagia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beberapa kali mencoba mengingatkan para sahabat agar mengenang kembali saat-saat senang, agar dibangkitkan kembali hal-hal yang sifatnya membahagiakan dikala kesedihan menyelimuti kalbu. sudah sedih mengingat hal yang sedih, maka akan semakin menambah keterpurukan. Cari senang, cari yang asyik. Mari kita perhatikan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hidup dengan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bagaimana saat-saat nostalgia (berlomba lari antara Rasulullah dengan Aisyah) beliau kenang kembali. Ini Rasulullah.. beliau seorang Nabi, al-Ma’shum, kekasih Allah, orang yang paling dekat dengan Allah, orang yang paling bertaqwa, apalagi kita…kita tentu lebih membutuhkannya…
Coba kita gali lagi hakikat kebahagiaan dalam hidup, terkadang diantara kita belum tahu definisi bahagia, dan belum pernah merasakan hakikat dari kebahagiaan, tapi sering nuntut bahagia. Memang betul apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa kebanyakan perempuan menjadi penghuni neraka, karena ketika menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan dari suaminya dia mengatakan.
ما رأيت منك خيرا قط
Kebanyakan wanita masuk neraka karena banyak mengingkari kebaikan suami
Sekarang mari kita definisikan apa itu BAHAGIA
Bahagia adalah lapang dada, tenang hati, dan qonaah terhadap yang sedikit yang penting halal, makanya sifat utama seorang istri adalah qonaah, makanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan:
إزهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما فِي أَيْدِي الناس يحبك الناس
Zuhudlah apa yang di tangan Allah, (artinya terima apa adanya pemberian Allah), maka Allah akan cinta kepada kamu, dan terima apa adanya yang di tangan kamu jangan suka melirik yang ada di tangan manusia, orang-orang akan senang sama kamu. (HR Ibnu Majah, no. 4102, dan lainnya, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah, no. 944.)
Kadang-kadang orang itu bahagianya ada di orang lain, misalnya “wah enaknya ya dia itu.. udah punya mobil.., punya rumah.., suaminya cakep lagi..”. Subhanallah, inilah yg menyebabkan dia itu meronta, protes, akhirnya terjadi suatu kegundahan di dalam pikirannya, ketidaktenangan, qonaahnya hilang, dan yang yang paling berbahaya kurang mensyukuri ni’mat yang ada di tangan Allah.
Makanya kata Rasulullah untuk urusan dunia beliau bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Setelah kita merenungi paparan di atas, maka jelaslah bahwa orang BAHAGIA ialah orang yang bisa menghadapi permasalahan hidup, memiliki mental stabil, hati tenang, lapang dada, dan emosional yang baik dalam menghadapi setiap problem hidup, tidak lain semua itu kuncinya adalah dengan IMAN, menumbuhkahkan keimanan caranya adalah THALABUL ‘ILMI, lalu MENERAPKANNYA sedikit-sedikit dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam bishshowab
*************
Dari kajian Ust. Zaenal Abidin Hafidzohullah
di salin dari :http://asya84.wordpress.com/2012/02/23/rahasia-menjadi-wanita-teladan/#more-1522
Tidak ada komentar:
Posting Komentar