HAWWA DI SURGA
"Hawwa" itulah nama istri Nabi pertama secara mutlak berdasarkan Al Qur`an dan hadits.
Dia adalah wanita pertama yang hidup di dunia, Ibu seluruh manusia, ia bantu suaminya dalam pembangunan Ka`bah yang mulia, ia selalu hamil kembar (laki-laki dan perempuan) agar pernikahan berlangsung di antara anak-anaknya dan agar kehidupan tetap berlangsung.
Dia adalah ibu seluruh ibu dan teladan dalam keibuan.
Kehidupan Adam dan Hawwa di surga adalah kehidupan bebas sebebas-bebasnya tanpa batas di surga, Adam mengetahui makna-makna ketentraman dan kebahagiaan ketika beliau hidup berdua dengan Hawwa, beliau tidak merasa sendirian, tidak jenuh dan menikmati apa saja yang ada di surga yang di sukai hati dan mata, Bisa jadi Adam sering ngobrol berdua dengan Hawwa dan mendengarkan tasbih segala hal dengan memuji Allah yang sangat canggih dalam mencipta.
Bisa jadi Adam dan Hawwa juga memetik buah-buahan surga, pindah dari satu pohon ke pohon lainnya, dan keduanya meminum air surga yang tawar hingga puas, Juga tidak tertutup kemungkinan Adam dan Hawwa meminum mata air kebahagiaan, hidup enak di bawah naungan surga, dan bersenang-senang dengan karunia Allah Ta`ala.
Adam dan Hawwa berada dalam perlindungan Allah Ta`ala di surga, Tidak ada Tuhan bagi keduanya selain Allah dan tidak ada pengawas selain Dia. Adam dan Hawwa memakan dengan enak apa saja yang ada di surga dan menempati tempat mana saja di surga tersebut dan terus-menerus dalam keadaan seperti itu sampai batas waktu tertentu yang dikehendaki Allah.
HAWWA DI BUMI
turunnya Adam dan Hawwa dari surga ke bumi terjadi pada hari Jum`at seperti disebutkan dlm kitab-kitab hadits nabawi.
Ketika Adam dan Hawwa dikeluarkan oleh Allah dari surga, dikarenakan mereka melanggar larangan Allah, anda tahu bahwa mereka telah berpisah dari kesejahteraan.
Di bumi, Hawwa bersama suaminya Adam alaihis salam menghadapi kesulitan, keduanya menjalani pertarungan melawan kehidupan, sebab sekarang mereka harus bersusah payah untuk bisa makan.
Di bumi, Adam diajari oleh Allah dalam pembuatan besi dan diperintah membajak sawah, beliau pun membajak sawah, bercocok tanam dan mengairinya, lalu ketika masa panen tiba beliau memanen tanamannya, menebahnya, menampinya dan menggilingnya, setelah itu tibalah giliran tugas Hawwa, yang dengan penuh kesabaran dan tanpa pernah mengeluh sedikit pun, ia mengolahnya membuatnya menjadi tepung, membuat roti, untuk mereka makan, Hawwa sering memintal wol, menenun jubah dan Adam pun sering menenun jubah serta kerudung untuk Hawwa yang kemudian mereka memakainya.
dlm perjalanan ibadah, Hawwa membantu suaminya dalam pembangunan Ka`bah dengan isyarat Ilahiyah yg tinggi. Hawwa membantu suaminya membangun rumah yg pertama kali dibangun ialah rumah yg dikhususkan untuk ibadah, dijadikan penuh berkah dan ia tdk pernah mengeluh atau berputus asa sedikitpun untuk menghadapi semua itu, ia jalani dengan penuh kesabaran dan keyakinan bahwa yang ia lakukan itu pasti kan mendapat balasan.
Hawwa adalah ibu para wanita dan laki-laki di atas permukaan bumi, Hawwa adalah ibu seperti ibu-ibu lainnya yang hamil dan melahirkan. ia selalu setia dan menjadi tempat curhat suaminya, ia selalu bermusyawarah dlm segala hal dgn suaminya, tdk pernah sekali pun membangkang perintah suaminya asalkan perintah itu tdk berpaling dari ajaran agama ilahi. ia sabar menjalani kehidupan dgn suaminya, tekun dalam beribadah, dan sabar dlm mendidik anak-anaknya.
menurut para ulama ahli Tarikh, Hawwa selalu mengandung bayi kembar, laki-laki dan perempuan, Hawwa melahirkan empat puluh anak kembar, laki dan perempuan dalam dua puluh kali kehamilan.
PERJALANAN TERAKHIR HAWWA
Hari-hari terus berjalan, Adam dan Hawwa semakin tua, anak-anak keturunannya semakin banyak di muka bumi, pada suatu hari Jum`at, Adam menghembuskan nafas terakhirnya, Hawwa sangat sedih luar biasa atas kematian suaminya, dan ia hidup setahun sepeninggal Adam dan dimakamkan bersama Adam suaminya. (Ibnu Jubair menyebutkan bahwa di Jeddah terdapat tempat dimana di dalamnya terdapat kubah megah tempo dulu dan disebutkan bahwa kubah tersebut adalah rumah milik Hawwa, ibu seluruh manusia.)
itulah Hawwa, ibu seluruh manusia, ibu seluruh ibu dan panutan mereka dalam keibuan, dan seluruh pekerjaan yang sudah menjadi pekerjaan para istri, Hawwa memintal, menenun, membuat tepung, membuat roti, dan mengerjakan seluruh pekerjaan wanita dan ia taat dan tekun beribadah kpd Allah, patuh dan hormat terhadap suaminya, ia ajarkan seluruh pekerjaan tersebut kpd anak-anak putrinya, ia ajari anak-anak laki-laki bagaimana menjadi seorang suami, seorang pemimpin, yg hrs adil, dan bertanggung jawab atas istridan anak-anaknya kelak, ia lakukan semua itu agar kehidupan manusia berlanjut hingga batas waktu yang ditentukan Allah, yang hingga akhirnya Allah mewariskan bumi ini beserta isinya kpd anak-anak keturunannya.
mudah-mudahan Allah meridhai ayah kita semua (Adam) dan meridhai ibu kita semua (Hawwa) serta menempatkan keduanya di surga..
semoga bermanfaat dan kita bisa menteladaninya.
*keterangan dikutip dari buku Tarikh ISTRI-ISTRI PARA NABI. karya Ahmad khalil Jam1ah Syaikh Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi.
"Hawwa" itulah nama istri Nabi pertama secara mutlak berdasarkan Al Qur`an dan hadits.
Dia adalah wanita pertama yang hidup di dunia, Ibu seluruh manusia, ia bantu suaminya dalam pembangunan Ka`bah yang mulia, ia selalu hamil kembar (laki-laki dan perempuan) agar pernikahan berlangsung di antara anak-anaknya dan agar kehidupan tetap berlangsung.
Dia adalah ibu seluruh ibu dan teladan dalam keibuan.
Kehidupan Adam dan Hawwa di surga adalah kehidupan bebas sebebas-bebasnya tanpa batas di surga, Adam mengetahui makna-makna ketentraman dan kebahagiaan ketika beliau hidup berdua dengan Hawwa, beliau tidak merasa sendirian, tidak jenuh dan menikmati apa saja yang ada di surga yang di sukai hati dan mata, Bisa jadi Adam sering ngobrol berdua dengan Hawwa dan mendengarkan tasbih segala hal dengan memuji Allah yang sangat canggih dalam mencipta.
Bisa jadi Adam dan Hawwa juga memetik buah-buahan surga, pindah dari satu pohon ke pohon lainnya, dan keduanya meminum air surga yang tawar hingga puas, Juga tidak tertutup kemungkinan Adam dan Hawwa meminum mata air kebahagiaan, hidup enak di bawah naungan surga, dan bersenang-senang dengan karunia Allah Ta`ala.
Adam dan Hawwa berada dalam perlindungan Allah Ta`ala di surga, Tidak ada Tuhan bagi keduanya selain Allah dan tidak ada pengawas selain Dia. Adam dan Hawwa memakan dengan enak apa saja yang ada di surga dan menempati tempat mana saja di surga tersebut dan terus-menerus dalam keadaan seperti itu sampai batas waktu tertentu yang dikehendaki Allah.
HAWWA DI BUMI
turunnya Adam dan Hawwa dari surga ke bumi terjadi pada hari Jum`at seperti disebutkan dlm kitab-kitab hadits nabawi.
Ketika Adam dan Hawwa dikeluarkan oleh Allah dari surga, dikarenakan mereka melanggar larangan Allah, anda tahu bahwa mereka telah berpisah dari kesejahteraan.
Di bumi, Hawwa bersama suaminya Adam alaihis salam menghadapi kesulitan, keduanya menjalani pertarungan melawan kehidupan, sebab sekarang mereka harus bersusah payah untuk bisa makan.
Di bumi, Adam diajari oleh Allah dalam pembuatan besi dan diperintah membajak sawah, beliau pun membajak sawah, bercocok tanam dan mengairinya, lalu ketika masa panen tiba beliau memanen tanamannya, menebahnya, menampinya dan menggilingnya, setelah itu tibalah giliran tugas Hawwa, yang dengan penuh kesabaran dan tanpa pernah mengeluh sedikit pun, ia mengolahnya membuatnya menjadi tepung, membuat roti, untuk mereka makan, Hawwa sering memintal wol, menenun jubah dan Adam pun sering menenun jubah serta kerudung untuk Hawwa yang kemudian mereka memakainya.
dlm perjalanan ibadah, Hawwa membantu suaminya dalam pembangunan Ka`bah dengan isyarat Ilahiyah yg tinggi. Hawwa membantu suaminya membangun rumah yg pertama kali dibangun ialah rumah yg dikhususkan untuk ibadah, dijadikan penuh berkah dan ia tdk pernah mengeluh atau berputus asa sedikitpun untuk menghadapi semua itu, ia jalani dengan penuh kesabaran dan keyakinan bahwa yang ia lakukan itu pasti kan mendapat balasan.
Hawwa adalah ibu para wanita dan laki-laki di atas permukaan bumi, Hawwa adalah ibu seperti ibu-ibu lainnya yang hamil dan melahirkan. ia selalu setia dan menjadi tempat curhat suaminya, ia selalu bermusyawarah dlm segala hal dgn suaminya, tdk pernah sekali pun membangkang perintah suaminya asalkan perintah itu tdk berpaling dari ajaran agama ilahi. ia sabar menjalani kehidupan dgn suaminya, tekun dalam beribadah, dan sabar dlm mendidik anak-anaknya.
menurut para ulama ahli Tarikh, Hawwa selalu mengandung bayi kembar, laki-laki dan perempuan, Hawwa melahirkan empat puluh anak kembar, laki dan perempuan dalam dua puluh kali kehamilan.
PERJALANAN TERAKHIR HAWWA
Hari-hari terus berjalan, Adam dan Hawwa semakin tua, anak-anak keturunannya semakin banyak di muka bumi, pada suatu hari Jum`at, Adam menghembuskan nafas terakhirnya, Hawwa sangat sedih luar biasa atas kematian suaminya, dan ia hidup setahun sepeninggal Adam dan dimakamkan bersama Adam suaminya. (Ibnu Jubair menyebutkan bahwa di Jeddah terdapat tempat dimana di dalamnya terdapat kubah megah tempo dulu dan disebutkan bahwa kubah tersebut adalah rumah milik Hawwa, ibu seluruh manusia.)
itulah Hawwa, ibu seluruh manusia, ibu seluruh ibu dan panutan mereka dalam keibuan, dan seluruh pekerjaan yang sudah menjadi pekerjaan para istri, Hawwa memintal, menenun, membuat tepung, membuat roti, dan mengerjakan seluruh pekerjaan wanita dan ia taat dan tekun beribadah kpd Allah, patuh dan hormat terhadap suaminya, ia ajarkan seluruh pekerjaan tersebut kpd anak-anak putrinya, ia ajari anak-anak laki-laki bagaimana menjadi seorang suami, seorang pemimpin, yg hrs adil, dan bertanggung jawab atas istridan anak-anaknya kelak, ia lakukan semua itu agar kehidupan manusia berlanjut hingga batas waktu yang ditentukan Allah, yang hingga akhirnya Allah mewariskan bumi ini beserta isinya kpd anak-anak keturunannya.
mudah-mudahan Allah meridhai ayah kita semua (Adam) dan meridhai ibu kita semua (Hawwa) serta menempatkan keduanya di surga..
semoga bermanfaat dan kita bisa menteladaninya.
*keterangan dikutip dari buku Tarikh ISTRI-ISTRI PARA NABI. karya Ahmad khalil Jam1ah Syaikh Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar