Abu Muhammad Yahya bin Al Mubaarak Al Yaziidy -guru Al Ma'mun ketika masih kanak-kanak- berkata: "Pada suatu hari, saya shalat sambil duduk. Ketika Al Ma'mun membuat kesalahan, saya berdiri hendak memukulnya. Al Ma'mun pun berkata,"Wahai Syeikh! Kenapa Anda ta'at kepada Allah sambil duduk, namun bermaksiat kepadaNya sambil berdiri?!"
Maka aku pun memberitakan hal itu kepada Harun Ar Rasyid (ayah Al Ma'mun). Lalu aku diberi hadiah sebesar 5000 dirham." (Hikaayaat wa Nawaadir Al Athfaal fit Turaats, hal 109, DR. 'Abdurrazzaq Husain)
Kisah di atas menunjukkan kecerdasan seorang Al Ma'mun, padahal dia masih kecil. Terlepas dari itu, hendaknya kita mempertanyakan diri kita masing-masing dengan pertanyaan 'Al Ma'mun kecil' tersebut:
-Kenapa Anda taat kepada Allah sambil duduk, namun bermaksiat kepadaNya sambil berdiri?
-Kenapa Anda taat kepada Allah dengan bermalas-malasan, namun bermaksiat kepadaNya dengan segala daya upaya?
-Kenapa Anda taat kepada Allah secara terpaksa, namun bermaksiat kepadaNya dengan sepenuh hati?
-Kenapa Anda lemah dalam memperbanyak bekal akhirat, namun bersemangat dalam mengejar impian duniawi?
Afalaa ta'qiluun?
Maka aku pun memberitakan hal itu kepada Harun Ar Rasyid (ayah Al Ma'mun). Lalu aku diberi hadiah sebesar 5000 dirham." (Hikaayaat wa Nawaadir Al Athfaal fit Turaats, hal 109, DR. 'Abdurrazzaq Husain)
Kisah di atas menunjukkan kecerdasan seorang Al Ma'mun, padahal dia masih kecil. Terlepas dari itu, hendaknya kita mempertanyakan diri kita masing-masing dengan pertanyaan 'Al Ma'mun kecil' tersebut:
-Kenapa Anda taat kepada Allah sambil duduk, namun bermaksiat kepadaNya sambil berdiri?
-Kenapa Anda taat kepada Allah dengan bermalas-malasan, namun bermaksiat kepadaNya dengan segala daya upaya?
-Kenapa Anda taat kepada Allah secara terpaksa, namun bermaksiat kepadaNya dengan sepenuh hati?
-Kenapa Anda lemah dalam memperbanyak bekal akhirat, namun bersemangat dalam mengejar impian duniawi?
Afalaa ta'qiluun?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar