Senin

My Mom Only Had One Eye



My mom only had one eye. I hated her…
She was such an embarrassment.
Ibuku hanya mempuyai satu mata. Aku benci dia… dia begitu memalukanku.
She cooked for students and teachers to support the family.
Dia memasak untuk murid dan guru-guru guna mencukupi kebutuhan keluargaku.
There was this one day during elementary school where my mom came to say hello to me.
Suatu hari saat aku di sekolah dasar, ibu mendatangiku dan mengucapkan salam kepadaku.
I was so embarrassed. How could she do this to me?!
Aku begitu malu saat itu. Bagaimana dia bisa melakukan itu padaku di depan teman-temanku?!
I ignored her, threw her a hateful look and ran out.
Aku abaikan dia dan melemparkan pandangan benci padanya sambil lari.


The next day at school one of my classmates said, “EEE, your mom only has one eye!”
Esok harinya, salah seorang teman kelasku mengejekku dengan mengatakan, “EEE, ibumu hanya punya satu mata.”
I wanted to bury myself…
I also wanted my mom to just disappear.
Aku malu sekali dan ingin mati rasanya. Aku juga ingin ibuku pergi dari kehidupanku.
So I confronted jer that day and said, “If you are only gonna make me a laughing stock, why don’t just die?!!”
Aku bertengkar hebat dengan ibuku dan kukatakan padanya: “Kalau ibu hanya jadi sumber bahan tertawaan teman-temanku, mengapa ibu tak mati saja?.”
My mom did not respond!!
Ibuku tak menjawab…!!
I did not even stop to think for a second about what I had said, because I was full of anger.
Aku sama sekali tak mau berfikir tentang apa yang kukatakan karena aku sangat marah padanya.
I was obvious to her feelings…
Aku tak pedulikan apapun perasaan dia..
I wanted out of that house…
Aku ingin keluar dari rumah itu…
So I studied real hard, got a chance to go to Singapore to study.
Jadi aku belajar dengan keras agar aku mendapat kesempatan belajar di luar negeri.
Then, I got married. I bought a house of my own. I had kids of my own. I was happy with my life.
Kemudian aku menikah, kubeli rumah, aku punya anak dan aku hidup bahagia.
Then one day, my mother came to visit me. She hadn’t seen me in years and she didn’t even meet her grandchildren!
Suatu waktu ibu mengunjungiku. Dia bertahun-tahun tak melihatku dan bahkan belum pernah bertemu cucu-cucunya.
When she stood by the door, my children laughed at her.
Ketika ibu berdiri di depan pintu,anak-anakku menertawakannya.
I scareamed at her, “How dare you come to my house and scare my children!”
“GET OUT OF HERE! NOW!!”
Aku bereteriak padanya: “Betapa beraninya kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anakkku.” “Pergi kamu dari sini sekarang!”
And to this, my mother quietly answered, “Oh, I am so sorry. I may have gotten the wrong address,” and she disappeared out of sight.
Ibuku menjawab perlahan: “Maaf… saya salah alamat” dan diapun pergi.
One day, a letter regarding a school reunion came to my house.
Suatu waktu, ada undangan reuni di kirimkan ke rumahku.
So I lied to my wife that I was going on a business trip.
Jadi aku berbohong pada istriku, kukatakan bahwa aku ada tugas keluar kota.
After the reunion, I went to the old shack just out of curiosity!!
Usai reuni, aku mampir ke kampungku untuk sekedar rasa ingin tahu.
My neighbors said that she died.
Salah seorang tetanggaku mengatakan bahwa ibuku telah meninggal dunia.
I did not shed a single tear!!
Aku tak terharu ataupun meneteskan air mata!!
They handed me a letter that she had wanted me to have…
Tetanggaku itu menyerahkan sepucuk surat dari ibu untukku.
My dearest son, I think of you all the time…
Anakku tersayang, aku memikirkanmu setiap waktu…
I am sorry that I came to Singapore and scared your children.
Maafkan aku datang ke rumah mu dan membuat takut anak-anakmu.
I was so glad when I heard you were coming for reunion.
Aku sangat bahagia ketika kudengar kau akan datang ke reuni.
But I may not be able to even get out of bed to see you,
Tapi sayangnya aku tak bisa bangkit dari tempat tidurku untuk melihatmu.
I am sorry that I was constant embarrassment to you when you were growing up.
Maafkan aku yang membuat malu kamu saat kita masih bersama.
You see… when you were very little, you got into an accident, and lost your eye.
Ketahuilah anakku… ketika kau masih kecil, kau mengalami kecelakaan yang membuatmu kehilangan matamu.
As a mother, I couldn’t stand watching you having to grow up with one eye.
Sebagai ibu, aku tak bisa berdiam diri membiarkan mu tumbuh dengan satu mata saja.
So, I gave you mine…
Jadi… kuberikan satu mataku padamu..
I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me, in my place, with that eye.
Aku sangat bangga pada anakku yang telah memperlihatkanku dunia baru untukku di tempatku, dengan mata itu..
With my LOVE to you…
Bersama cintaku…
Your MOTHER…
IBUMU…
Omar Ebnul Khatab said: (Once upon time while we had some captives we saw captive a woman taking babies, held them tight and breast fed them. The prophet asked us: “Do you think this woman will throw his baby in fire?” we said: “No if she has the choice. Then He said: Allah is more merciful to his worshiper than her with her sun.)
The prophet (shallallahu Alaihi wa Sallam) told us that we must obey Allah and His messenger at all times but after that Comes your mother then your mother then your mother then your father.

Alhamdulillah , puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata'ala atas nikmat Iman , Islam . ikhsan yang telah di anugerahkan kepada kita kaum muslimin wa muslimah .

semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita di atas

2 komentar:

  1. Subhanallah, saya sangat terharu membaca kisah diatas...

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah , semoga kita dapat mengambil ibrah dari kisah ini , jazakallahu khairan atas coment dan silaturahimnya ikhwan Rihan Musadik , salam santun ukhuwah fillah

    BalasHapus

" resent post "