Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan

Jumat

Jadilah Seperti Lebah, Bukan Lalat!



Jadilah Seperti Lebah, Bukan Lalat!

Oleh : Ust. Firanda Andirja, M.A

Seorang Penyair berkata :

شَرُّ الْوَرَى بِعُيُوْبِ النَّاسِ مُشْتَغِلُ …. مِثْلُ الذُّبَابِ يُرَاعِي مَوْطِنَ الْعِلَلِ

Seburuk-buruk manusia adalah yang hanya sibuk mencari aib/kekurangan orang-orang…. Seperti lalat yang hanya memperhatikan bagian luka

... فَعَيْنُهُ أَبَداً باِلسَّوْءِ مُغْرَمَةٌ …. فَلاَ يَرَى غَيْرَ قَبِيْحِ الْفِعْلِ وَالْخَلَلِ

Selalu saja matanya tertarik dengan melihat keburukan… Maka tidaklah ia memandang kecuali perbuatan buruk dan kesalahan…

Minggu

Yang Tercatat untuk Direnungi



-kata pengantar untuk Menyimak Kicau Merajut Makna-
Pada sesama, “Perhatikan apa yang dikatakan, tak perlu kau lihat siapa pengucapnya.”
Tapi untuk diri, “Sudah seharusnya tiap kita melayakkan diri untuk didengar.”

Sebelum kedatangan Imam Asy Syafi’i (150-204 H) ke Kairo, adalah tiga orang murid Imam Malik ibn Anas (93-185 H) yang menjadi muara rujukan bagi kemusykilan penduduk Mesir dan Afrika pada umumnya di zaman itu. Mereka adalah ‘Abdullah ibn Wahab (125-197), ‘Abdurrahman ibn Al Qasim (128-191), dan Asyhab ibn ‘Abdil ‘Aziz Al Qaisi (150-204).
Suatu hari, antara Imam Asyhab dan Imam Ibn Al Qasim terjadi perbedaan pendapat tajam atas suatu persoalan. Maka berkatalah Asyhab, “Aku mendengar Malik berkata begini”. Ibn Al Qasim menimpali, “Justru aku mendengar Malik tidak berkata seperti itu, melainkan begini.”
“Aku bersumpah”, ujar Asyhab yang termuda itu dengan suara meninggi, “Bahwa ucapanmu itu keliru!”

Sabtu

Mencatat Faidah: Tips Mudah dalam Mengumpulkan Banyak Ilmu



A. Muqaddimah
 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
 
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ :
 
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya (2699) sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda:
 
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
 
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”.
Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata: “Menempuh jalan menuntut ilmu memiliki dua makna:
  • Pertama: Secara hakekat, yaitu melangkahkan kaki untuk menghadiri majlis ilmu
  • Kedua: Lebih luas, yaitu menempuh berbagai cara yang mengantarkan menuju ilmu seperti menulis, menghafal, mempelajari, mengulangi, memahami dan lain sebagainya.[1]

Jumat

Hadits Sedekah Jika Tak Sampai Yang Dituju


 
 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
 


وعن أبي يَزيدَ مَعْنِ بنِ يَزيدَ بنِ الأخنسِ ، وهو وأبوه وَجَدُّه صحابيُّون ، قَالَ : كَانَ أبي يَزيدُ أخْرَجَ دَنَانِيرَ يَتَصَدَّقُ بِهَا ، فَوَضعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ في الْمَسْجِدِ ، فَجِئْتُ فأَخذْتُها فَأَتَيْتُهُ بِهَا . فقالَ : واللهِ ، مَا إيَّاكَ أرَدْتُ ، فَخَاصَمْتُهُ إِلى رسولِ اللهِ ، فقَالَ : (( لكَ مَا نَوَيْتَ يَا يزيدُ ، ولَكَ ما أخَذْتَ يَا مَعْنُ )) رواهُ البخاريُّ
 

Tingkatan manusia di dalam shalat



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Ibnul Qayyim berkata, “Tingkatan manusia di dalam shalat ada lima :
Pertama, orang yang sangat zalim terhadap dirinya sendiri. Mereka adalah orang yang wudhunya tidak sempurna, waktu shalatnya tidak terjaga, syarat dan rukunnya tidak diperhatikan;

Kedua, orang yang memperhatikan shalat, wudhu dan rukun-rukun lahiriah shalat. Akan tetapi ia lupa akan kesungguhan jiwa. Mereka terlena oleh bisikan ......dan gangguan yang ada dalam pikirannya;

eNam HaL*




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Seseorang tidak mendapat ilmu gara-gara enam hal,

Pertama: tidak bertanya.
... Kedua: tidak pandai diam dan tidak memasang pendengaran.
Ketiga: pemahaman yang buruk.
Keempat: tidak hafal.
Kelima: tidak menyebarkan dan mengajarkannya. Kalau orang menyimpan ilmunya dan tidak mengajarkannya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan membalasnya dengan menjadikan dia melupakan ilmunya. Ilmunya itu lenyap. Itulah balasan yang sepadan dengan kelakuannya. Dan ini fakta. 

Minggu

Tawassaul yang di syariatkan



Ada beberapa macam tawassul yang disyari’atkan dan dicontohkan oleh Rasulullah, yaitu:

1. Bertawassul dengan nama-nama Allah ta‘ala, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya

“Hanya milik Allah asmaaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu …” (QS. Al Anfaal: 18)

Selasa

Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan


Oleh
Majdi As-Sayyid Ibrahim


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


عَنْ أُمِّ العَلاَءِ قَالَتْ : عَادَنِيْ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَرِيْضَةً، فَقَالَ : اَبْشِرِىْ يَا أُمِّ العَلاَءِ، فَإِنِّ مَرَضَ المُسْلِمِ يُذْ هِِبُ اللَّهُ بِهِ خَطَايَاهُ كَمَا تُذْ هِبُ النَّارُ خَببَثَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ

"Dari Ummu Al-Ala', dia berkata :"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". [1]

Kamis

Bekas Sujud, Tak Sekadar Tanda Kehitaman di Dahi




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ


Diriwayatkan dari Rabi'ah bin Ka'b bahwa ia berkata, "Aku menginap bersama Nabi Shalallahu alaihi wa sallam  dan membantu beliau untuk menyiapkan air wudhunya dan kebutuhan lainnya." Kemudian, Rasulullah bersabda, "Mintalah sesuatu kepadaku." Aku menjawab, "Aku mohon agar bisa menemanimu di surga." Beliau menjawab, "Bukan lainnya?" Aku berkata, "Hanya itu saja. Lalu, Nabi SAW bersabda, "Bantulah aku untuk dirimu dengan memperbanyak sujud." (HR Ahmad, Muslim, An Nasai, dan Abu Daud).

Senin

Jilbab Wanita Muslimah …..


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ


Dewasa ini kita melihat banyak kaum muslimah yang tidak berjilbab dan apabila ada yang berjilbab bukan dengan tujuan untuk menutup aurat-aurat mereka akan tetapi dengan tujuan mengikuti mode, agar lebih anggun dan alasan lainnya. Sehingga mereka walaupun berjilbab tetapi masih memperlihatkan bentuk tubuh mereka dan mereka masih ber-tasyabbuh kepada orang kafir.

Rabu

Maknai dulu apa itu Salam!




Tahukah kita makna “assalamu ‘alaykum waråhmatullåhi wabaråkaatuh”? ataukah hanya kita kenali sebagai kata sapaan biasa?! Sungguh rendah jika hanya itu yang kita tahu, tak heran kita jarang menyebarkan salam, dan sangat bakhil ketika menyebarkan/menjawab-nya, yakni kebanyakan dari kita dengan menyingkat-nyingkat (‘samlekum‘ ‘askum‘, ‘ass‘, ‘asslmkm‘, ‘wass‘, ‘wass wr. wb‘ dll;) ketika menyebarkan atau menjawab salam dengan tulisan, atau dengan menjawab KUM SALAM (saja) jika menjawab dengan lisan. Lantas apakah arti semua singkatan itu?!

Kesalahan dalam menyingkat pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, serta salam kepada kaum muslimin.




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ

Salah satu bentuk ibadah yang terlalaikan, namun dianggap sebagai hal biasa di kalangan kaum muslimin sekarang ini adalah menulis pujian kepada Allah; shalawat serta salam kepada Nabi; dan salam kepada sesama kaum muslimin dengan cara disingkat… Padahal telah diketahui bahwa dalam kaidah penggunaan bahasa Arab, kesempurnaan tulisan dan pembacaan lafadz akan sangat mempengaruhi arti dan makna dari sebuah kata dan kalimat.
Lalu, bagaimana jika pujian kepada Allah, shalawat kepada nabi, ataupun salam kepada kaum mukminin disingkat dalam penulisannya? Apakah akan merubah arti dan makna kalimat tersebut?!

Senin

Ilmu (Agama), Perhiasan Tak Ternilai Bagi Muslimah




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَتُهُ


“Menuntut ilmu (agama) wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini).


Seorang yang mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus memiliki pedoman dalam menapaki kehidupannya di dunia. Dan pedoman hidup seorang hamba semua telah diatur dalam syariat Islam.
Seorang yang sukses bukanlah orang yang hidup dengan bersemboyan ‘semau gue’ dengan mengikuti hawa nafsunya, tapi orang yang sukses adalah orang yang mengambil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan pemahaman As Salafus Shalih sebagai pengikat aturan hidupnya.

Kamis

Dari Pintu Manakah Kita Akan Memasuki Surga-Nya??

 



 
Umar bin Khaththab ra. menceritakan bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam . bersabda, “Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dengan sempurna, lalu mengucapkan,
“Asyhadu allaa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh” [Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Yang berhak disembah) selain ALLAH dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba utusan ALLAH".]
Melainkan, akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan. Dia boleh memilih dan masuk dari pintu mana saja yang dia sukai. (HR. Muslim)

Minggu

apabila seorang menuntut ILMU




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ
 
Ketenangan hidup di dunia adalah dambaan setiap orang. Akan tetapi betapa banyak manusia yang hidupnya penuh dengan kegelisahan, gundah gulana, kecemasan, ketakutan, adanya kebencian dengan orang lain, dan keadaan lainnya yang tidak diinginkannya.
Di antara hal terbesar untuk mendapatkan ketenangan hidup adalah ketika kita hidup di tengah-tengah manusia dalam keadaan dicintai Allah dan juga dicintai manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini telah menunjukkan kepada kita suatu amalan yang akan mendatangkan kecintaan Allah dan juga kecintaan manusia kepada kita.


Rabu

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Bismillah, alhamdulillah wa shalaatu wassalaam ‘ala rasuulillah wa ‘ala aalihi wa man tabi’ahu bi ihsan ila yaumiddin.

Seuntai kalimat yang sangat mulia, begitu mudah dilafalkan serta mendatangkan keberkahan. Dengan basmalah Allah Ta’ala membuka kitabnya yang mulia, dengan basmalah pula pembuka surat Nabi Sulaiman kepada Bilqis, dan dengan basmalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuka surat-suratnya kepada para raja untuk mengajak mereka melakukan penghambaan diri hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dengan membaca basmallah semoga Allah melimpahkan kepada kita keberkahnnya serta melindungi kita dari keburukan setan.


Selasa

nasehat penuntut ILMU

 



More Arabic Comments


Berkata Al-Faqiirul Haqiirul Faanii, al-Muznibul Jaanii, ar-Raajii min Rabbihil ‘Afwa ma’a Buluughil Aamaanii, Muhadir bin Haji Joll as-Sanariyy:

“Para masyaikhku telah menasihatkanku beberapa perkara:

“Ikhlaskan niatmu dalam menuntut ilmu kerana sukar bagi hati untuk dimasuki cahaya jika di dalamnya ada sesuatu yang dibenci Allah.”
 

Akhlaq & Pergaulan




Adab Adab Berbicara

1.Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi Shalallahu alaihi wa sallam disebutkan:

“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)


2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:

“Bahwasanya perkataan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam itu selalu jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)


Jumat

Tips Membina Rumah Tangga yang Sakinah



Oleh: Buletin Al-Ilmu Jember

Setiap insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan yang sakinah, karena memang sifat dasar manusia adalah senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta membahagiakan anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.

Hukum Memakai Cincin Kawin/Cincin Pertunangan



Penulis: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari

Apa hukumnya memakai cincin kawin atau cincin pertunangan?

(Mawardi, Banjarmasin)

Alhamdulillah, wash-shalatu was-salamu ‘ala Rasulillah.

Telah diajukan pertanyaan seputar masalah ini kepada Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah. Dan beliau berfatwa:

" resent post "