Tampilkan postingan dengan label TAMAN ORANG2 JATUH CINTA DAN MEMENDAM RINDU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TAMAN ORANG2 JATUH CINTA DAN MEMENDAM RINDU. Tampilkan semua postingan

Senin

Nahkoda dalam Bahteraku




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَتُهُ



(Laki-Laki adalah Pemimpin bagi Wanita)

Penulis: Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

 
Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita disebabkan Allah telah melebihkan sebagian mereka (kaum pria) di atas sebagian yang lain (kaum wanita) dan disebabkan kaum pria telah membelanjakan sebagian dari harta mereka…”. (An-Nisa: 34)

Demikian indahnya tuturan kalam Ilahi di atas menetapkan tatanan hidup yang pasti mengantarkan kepada kebahagiaan. Namun manusia yang durjana ingin merubah keindahan tatanan tersebut. Akibatnya musibah datang silih berganti dan malapetaka semakin meluas. Wanita yang seharusnya tunduk di bawah kepemimpinan pria menjadi sebaliknya, ia yang memimpin. Padahal Rasul yang mulia shallallahu ‘laihi wa sallam jauh sebelumnya telah berpesan dalam sabdanya yang agung :

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada seorang wanita”. (Shahih, HR. Bukhari No. 4425)

Kamis

Dia Bernama Iffah,, Begitu Cantik dan Menenangkan hati.. :)



Dia bernama Iffah, begitu menenangkan hati, bagi yang memilikinya, maupun bagi orang-orang disekitarnya.. Iffah, akan menghantarkan kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik, yang lebih menjaga karena terjaga, yang lebih terhormat karna mau menghormati dirinya sendiri.

Tapi,,Iffah disini bukanlah nama seorang gadis modis, bukan pula nama seorang akhwat memikat, apalagi nama seorang ikhwan menawan :).. Iffah ini bisa dimiliki sesemuanya, adek kecil, remaja, dewasa, om-tante, kakek-nenek,, sesemuanya.. Jadi,,mari kita berkenalan dengan Iffah,,

Jumat

Tips Membina Rumah Tangga yang Sakinah



Oleh: Buletin Al-Ilmu Jember

Setiap insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan yang sakinah, karena memang sifat dasar manusia adalah senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta membahagiakan anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.

Minggu

kriteria WANITA IDAMAN



Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.
Setelah sebelumnya kita mengkaji siapakah pria yang mesti dijauhi dan tidak dijadikan idaman maupun idola, maka untuk kesempatan kali ini kita spesial akan membahas wanita. Siapakah yang pantas menjadi wanita idaman? Bagaimana kriterianya? Ini sangat perlu sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, sehingga si pria tidak salah dalam memilih. Begitu juga kriteria ini dimaksudkan agar si wanita bisa selalu introspeksi diri. Semoga bermanfaat.
Kriteria Pertama: Memiliki Agama yang Bagus
Inilah yang harus jadi kriteria pertama sebelum kriteria-kriteria lainnya. Tentu saja wanita idaman memiliki aqidah yang bagus, bukan malah aqidah yang salah jalan. Seorang wanita yang baik agamanya tentu saja tidak suka membaca ramalan-ramalan bintang seperti zodiak dan shio. Karena ini tentu saja menunjukkan rusaknya aqidah wanita tersebut. Membaca ramalan bintang sama halnya dengan mendatangi tukang ramal. Bahkan ini lebih parah dikarenakan tukang ramal sendiri yang datang ke rumahnya dan ia bawa melalui majalah yang memuat berbagai ramalan bintang setiap pekan atau setiap bulannya. Jika cuma sekedar membaca ramalan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya mengenai sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam.[1] Jika sampai membenarkan ramalan tersebut, lebih parah lagi akibatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kufur pada Al Qur’an yang diturunkan pada Muhammad.[2]
Begitu pula ia paham tentang hukum-hukum Islam yang berkenaan dengan dirinya dan juga untuk mengurus keluarga nantinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan seorang pria untuk memilih perempuan yang baik agamanya. Beliau bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”.[3] Sebenarnya makna “taribat yadak adalah
Inilah kriteria wanita idaman yang patut diperhatikan pertama kali –yaitu baiknya agama- sebelum kriteria lainnya, sebelum kecantikan, martabat dan harta.
Kriteria Kedua: Selalu Menjaga Aurat
Kriteria ini pun harus ada dan jadi pilihan. Namun sayangnya sebagian pria malah menginginkan wanita yang buka-buka aurat dan seksi. Benarlah, laki-laki yang jelek memang menginginkan wanita yang jelek pula.
Ingatlah, sangat bahaya jika seorang wanita yang berpakaian namun telanjang dijadikan pilihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”[4] Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang dalam hadits ini adalah:
  1. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
  2. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.[5]
Sedangkan aurat wanita yang wajib ditutupi adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya  ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.[6]
Kriteria Ketiga: Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i
Wanita yang menjadi idaman juga sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.
Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria.”[7]
Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Syarat keempat:  Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”[8]
Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.
Kriteria keempat: Betah Tinggal di Rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.[9]
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.[10]
Kriteria Kelima: Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ
Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.[11]
Kriteria ini juga semestinya ada pada wanita idaman. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!
Demikianlah kriteria wanita yang semestinya jadi idaman. Namun kriteria ini baru sebagian saja. Akan tetapi, kriteria ini semestinya yang dijadikan prioritas.
Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula, sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idam-idamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah umum yang mesti diperhatikan.
Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup ini.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.remajaislam.com

[1] HR. Muslim  no. 2230, dari Shofiyah, dari sebagian istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[2] HR. Ahmad (2/492). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[3] HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446, dari Abu Hurairah.
[4] HR. Muslim no. 2128, dari Abu Hurairah.
[5]Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 17/190-191, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua.
[6] Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amru Abdul Mun’im, hal. 14.
[7] Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 5/133, Mawqi’ Al Islam.
[8] HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih.
[9]Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/150.
[10] HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[11] HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.


PENULIS: USTADZ MUHAMMAD ABDUH TUASIKAL
http://rumaysho.com

Selasa

wanita SHOLEHA & bidadari SURGA


Allah telah memberikan sifat-sifat terindah kepada bidadari-bidadari surga. Mereka diberi pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu.
Ath-Thabarany menuturkan, kami diberi tahu Bakr bin Sahl Ad-Dimyaty, kami diberitahu Amru bin Hisyam Al-Biruny, kami diberitahu Sulaiman bin Abu Karimah, dari Hisyam bin Hassan, dari Al-Hassan, dari ibunya, dari Ummu Salamah Radhiallahuanha, dia berkata, “Saya berkata,’Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”
Beliau menjawab,”Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.”(Al-Waqi’ah:23)
Beliau menjawab,”Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman :70)
Beliau menjawab,”Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita.”
Saya berkata lagi,”Jelaskan padaku firman Allah, “seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shafat:49)
Beliau menjawab,”Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan padaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah :37)
Beliau menjawab,” Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli ?”
Beliau menjawab,”Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari bermata jeli, seperti apa yang tampak daripada yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa mereka dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya kulit bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kunigan, sanggulnya mutiara dan sisinya terbuat dari emas. Mereka berkata, Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya’.

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita diantar kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu dia meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka masuk surgapula. Siapakah diantara laki-laki itu yang menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab,”Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih siapa diantara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata,’Wahai Rabbku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”

(disebutkan dalam catatan kaki buku Raudhatul Muhibbin (terbitan darul falah), halaman 201 :”Ibnul Qoyyim menyebutkan hadits ini di dalam bukunya Hadil Arwah. Di sana dia memberi catatan : Sulaiman bin Abu Karamah menyendiri dalam riwayat ini. Abu Hatim menganggapnya dha’if. Menurut Ibnu Ady, mayoritas hadits-haditsnya adalah mungkar dan saya tidak melihat orang-orang dahulu membicarakannya. Kemudian dia menyebutkan hadits ini dari jalannya seraya berkata, “Hanya sanad inilah yang diketahui..”)

Allah mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa’ib, jama’ dari ka’ib yang artinya gadis-gadis remaja. Payudaranya sudah tumbuh sempurna, bentuknya bulat dan tidak menggelantung ke bawah. Yang seperti ini merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Allah mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah Radhiallahu anha pernah berkata, “warna puith adalah separoh keindahan.” Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna putih.  





Seorang penyair berkata,

Kulitnya putih bersih, gairahnya tiada diragukan
laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan
dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut
Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahat

Al-’In jama’ dari aina’, artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Allah mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantik menawan. Allah juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci.

 Firman-Nya,

“Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (Al-Baqarah:25)

Artinya. mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. MEreka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia.

 Batin mreka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Allah juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Allah juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya,

 sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair,

Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar
jika kau ingin cinta kita selalu mekar

Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seoran janda, “Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?” (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)

Jika ada yang berkata, “kenikmatan itu justru tidak begitu terasa nikmat saat mengadakan hubungan pertama kali bagi perawan, yang berbeda dengan wanita janda.”

 Hal ini bisa dijawab sebagai berikut :

Pertama, yang dimaksudkan kenikmatan bersetubuh dengan perawan ialah karena wanita perawan belum pernah merasakannya dengan lelaki lain sebelumnya, sehingga cintanya lebih tertanam di dalam hati dan dapat menjaga kelanggengan hubungan, Ini ditilik dari keadaan wanita. Jika ditilik dari keadaan suami, maka ia merasa mendapat kebun yang masih asli, tidak pernah dijamah orang lain sebelumnya.

 Allah telah mengisyaratkan pengertian ini di dalam firmanNya,

“Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Ar-Rahman:74)

Setelah itu kenikmatan persetubuhan masih tetap terasa seperti keadaan yang masih perawan.
Kedua, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat, bahwa setiap kali penghuni surga menyetubuhi seorang wanita dalam keadaan perawan, maka wanita itu kembali menjadi perawan seperti keadaan sebelumya. Jadi, setiap kali dia menyetubuhinya, maka wanita itu tetap dalam keadaan sebelumnya. Jadi, setiap kali dia menyetubuhinya, maka wanita itu tetap dalam keadaan perawan.

Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-’Urub, jama’ dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.

Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, “Al-’Urub, jama’ dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun”, artinya Fulan berumur sebagai dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Allah menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi, adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya. 





Sumber : Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu), karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, terbitan Darul Falah

Minggu

TAMAN ORANG - ORANG JATUH CINTA & MEMENDAM RINDU


Cinta - sebentuk kata yang tetap saja mengguncangkan dunia, sedari masa Adam-Hawa, Yusuf-Zulaika, Samson-Delilah, Romeo-Juliet, hingga sampai masanya Cinta dan Rangga. Cerita cinta memang penuh romantika hingga tak lekang diperjalanan masa. Ia mendorong penakut menjadi pemberani, orang kikir menjadi dermawan, mencuci pikiran orang yang dengki, memfasihkan Lidah orang yang gagap, membangkitkan keinginan orang yang lemah, merendahkan kehormatan para raja, menampakkan kehebatan para pemberani, gejolak menjadi tenang, akhlak dan kepribadian menjadi tertata, ada kegembiraan yang menari-nari didalam jiwa dan kesenangan yang bersemayam di dalam hati. Ya, cinta ? apapun kisahnya, tetap segar dihadapan mata.

Menghindari Cinta ?
Abu Naufal pernah ditanya, "Apakah seseorang bisa menghindar dari cinta ?". Dia menjawab, "Bisa, yaitu orang yang hatinya keras dan bodoh, yang tidak memiliki keutaman dan pemahaman, Sekalipun seseorang hanya memiliki sedikit kepandaian, kehalusan penduduk Hijaz dan kepintaran penduduj Iraq, tidak mungkin bisa menghindar dari Cinta '. Cinta, suatu rasa yang tak pernah mungkin didusta, ia akan selalu mengiringi perjalanan setiap manusia. Ia hadir disetiap hembusan nafas, melantunkan nada-nada indah yang senantiasa dinantikan. Bisa saja seseorang mengatakan pada seluruh dunia bahwa ia tak pernah jatuh cinta, namun hatinya tak kan pernah sepi dari rasa rindu, kecemasan ingin berjumpa, ketakutan ditinggalkan, maupun kebahagiaan yang menyeruak tatkala sinyal-sinyal cinta mulai berdenyut didalam dada. Cinta adalah gejolak yang bisa ditampilkan pada segenap dunia ataupun dikubur-dipendam dijurang sukma terdalam, namun ia akan selalu ada - tak kan pernah tiada..

Perjalanan Cinta.
Cintalah yang pertama kali menegarkan hati Ia datang bersama takdir berjalan beriringan Jika pemuda berenang di samudera cinta tak bertepi Datang banyak masalah yang tak tertanggungkan Siapa yang sanggup memikul cinta dihati Bencana datang bersama rahasia-rahasianya.

Permulaan cinta indah menawan dihati
Akhirnya kematian laksana permainan
Ia bermula dari pandangan dan canda
Menjalar dihati laksana bara api
Seperti api yang bermula dari percikan
Jika membesar ia akan membakar semua kayu.

Begitulah syair-syair para pecinta ketika menggambarkan cintanya. Suatu Kata yang begitu bebas merdeka namun kini semakin terpasung didalam keangkuhan nafsu manusia. Cinta yang mulanya begitu indah, kini hanya digambarkan dengan kisah asmara dua sejoli yang penuh hasrat menggebu menutup pintu-pintu kasih-sayang.  Dengan cinta, semestinya kedamaian yang tercipta, namun manakala syahwat yang berkuasa, hanya derita yang akan tersisa. Kebebasan dalam menikmati cinta akan terpenjara oleh komitmen penuh dusta, berjanji setia selamanya, makan nggak makan asal berdua, dunia milik kita (yang lain numpang-red), sehidup semati, kaulah segalanya, berkorban apapun aku rela. Akhirnya saat pembuktian tiba tatkala tamu bulanan tak kunjung tiba, cemas yang melanda, mual-mual dan menginginkan hal-hal yang tak biasa (ngidam-red), semua bencana berkunjung serta-merta dikarenakan nafsu yang telah membutakan cinta. Mulailah waktunya ikrar dipertanyakan, tanggung jawab dicari, meletusnya bukit-bukit kehinaan. Cinta, bagaimanapun indahnya, tatkala ia diselimuti dengan nasfu yang merajalela, hanya akan mengantarkan derita.

Kemanakah Cinta Kau Persembahkan ?

Apakah cinta sucimu hanya akan kau persembahkan kepada dunia. Apapun bentuknya, kekasih yang begitu jelita, keluarga yang penuh kehangatan, teman tempat berbagi cerita, harta yang berlimpah, jabatan yang tertinggi, tak ada yang berhak mendapatkan cinta sebelum kau persembahkan ia pada yang haq, Sang Pencipta, penebar cinta diseluruh semesta. Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saaudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaah yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumag tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (dari) berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq. (Q.S. at Taubah: 24).

Sadarilah bahwa cinta sejati hanyalah milik Allah semata. Disebabkan oleh cinta-Nyal kita hadir didunia, mendapatkan kesempatan istimewa untuk menjadi khalifah-Nya. Oleh karena itu, tak ada alasan bagi kita untuk menduakan cinta-Nya. Ia yang telah menjadikan kita dengan segala kesempurnaan, menjaga kelangsungan hidup kita dengan tak putusnya mencurahkan rahmat dan nikmat yang tiada terkira. Tanpa cinta-Nya tak kan ada belaian kasih seorang ibu pada anaknya, tak kan ada perjuangan seorang ayah untuk buah hatinya, tak kan ada hangatnya sinar sang surya yang meyelimuti dunia, dan tak kan pernah kita jumpai keindahan dan pesona alam semesta yang begitu sempurna. Maha besar Ia dengan segala cinta-Nya.

Marilah kembali menatap segala laku kita, apakah cinta kita telah berada pada tempat yang semestinya. Apakah dalam jiwa kita tersimpan rindu yang membara menanti perjumpaan dengan-Nya, Apakah hati kita memendam harap, gelisah, cemas, dan takut tatkala bercermin diri, melihat segala amalan Yang telah dilakukan selama ini. Mengharapkan diterimanya segala ibadah, dan cemas serta takut apabila amal ini tidak diterima oleh-Nya. Apakah cinta kita pada-Nya begitu tulus, sehingga kita akan senantiasa mencintai apa yang Ia cintai dan akan membenci apa yang Ia benci. Apakah kita telah berbakti pada orangtua, karena Allah mencintai seorang anak yang berbakti pada
orangtuanya. Apakah kita rela berkorban menegakkan kalimat-Nya di muka bumi, menyerukan yang ma'ruf dan mencegah segala yang munkar, karena Allah mencintai hamba-Nya yang berjuang dijalan-Nya. Bulatkan tekad, tetapkan niat, wujudkan dalam sikap, Allah cinta kami tertinggi. Islam tidak melarang sesuatu yang berguna bagi manusia, tetapi mengaturnya. Cinta kasih dalam Islam mempunyai bagian-bagian yang berhubungan dengan Sang Pencipta, makhluk-Nya, pribadi-pribadi dan masyarakat. Apabila cinta kasih keluar dari aturan, yang didapatnya bukan cinta kasih tetapi derita.Tidakkah kita melihat bahwa Sang Pencipta memberikan sesuatu yang dapat  membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi umat manusia.

'Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman sangat cinta kepada Allah". (Q.S. Al Baqarah: 165)

Sesungguhnya tak pernah sang kekasih mencari tanpa dicari oleh kekasihnya
Apabila kilat cinta t'lah menyambar hati ini
Ketahuilah bahwa ada cinta dalam hati yang lain Apabila cinta Allah bertambah besar di dalam hatimu Pastilah Allah menaruh cinta atasmu
Tak ada bunyi tepuk tangan hanya dengan satu tangan
Kebijaksanaan Ilahi adalah takdir dan ketetapan yang membuat kita cinta satu
dengan yang lain Sampai akhir hingga dunia akan terpelihara oleh kesatuan
kita  (Potongan Puisi Jalaludin Rumi) .

" resent post "