Tampilkan postingan dengan label Cinta Teragung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cinta Teragung. Tampilkan semua postingan

Minggu

Menjaga, Menata, lalu Bercahaya



Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.
 

Nazhar, Bukan Sekedar Ta’aruf



Engkaulah itu minyak atar
Meskipun masih tersimpan
Dalam kuntum yang akan mekar
-Iqbal, Javid Namah-
 
“Seandainya kami bisa membelikan janggut untuk Qais dengan harta kami”, kata orang-orang Anshar, “Niscaya akan kami lakukan.” Semua sifat dan jiwa kepemimpinan memang ada pada pemuda ini. Nasabnya juga terkemuka lagi mulia. Kecuali, ya itu tadi. Janggut. Salah satu simbol kejantanan dalam kaumnya yang sayangnya tak dimilikinya. Wajahnya licin dan bersih.
Namanya Qais ibn Sa’d ibn ‘Ubadah. Ayahnya, Sa’d ibn ‘Ubadah, pemimpin suku Khazraj di Madinah. Rasulullah menyebut keluarga ini sebagai limpahan kedermawanan. Ketika para muhajirin datang, masing-masing orang Anshar membawa satu atau dua orang yang telah dipersaudarakan dengan mereka ke rumahnya untuk ditanggung kehidupannya. Kecuali Sa’d ibn ‘Ubadah. Dia membawa 80 orang muhajirin ke rumahnya!

Kamis

AKU,.... GERIMIS SENJA,....cinta-NYA




Gerimis mengendapkan merahnya senja
Pelita hari hilang sudah sejak tadi.............
Aku terpekur di sini diantara butir-butir bening air mata,
yang menyatu diantara tetesan gerimis


Selasa

Tunjukkan Padaku Jika Kau S’lalu Mencintaiku



Oleh : Abdul Aziz Ar-Ra’uuf


Mengungkapkan cinta? Wuih… buat sebagian orang, mungkin itu hal yang biasa, bahkan teramat biasa. Sana-sini tebar pesona, bagai Ramli si Raja Chatting atau Arjuna si Pencari Cinta. Emang, dahsyatnya ungkapan cinta kepada seseorang, jangankan ke gurun atau ke kutub, luasnya laut siapa takut. Setia menemani sang kekasih dalam samudra cinta, walaupun rakit hanya terbuat dari gedebong pisang yang diikat daun ilalang. Kayuhan tangan pecinta berlayarkan secarik hati yang telah menyatu, yakin menggapai cinta-Nya hingga ujung waktu.

Senin

CINTA TANPA KOMA



Oleh : Hariono Fadhil

Bicara tentang cinta pasti nggak pernah ada habisnya. Akan selalu ada cerita. Beragam cerita tentang berbagai versi cinta di dalamnya. Cerita bahagia. Cerita sedih. Cerita tentang kemarahan. Cerita tentang kerinduan. Cinta kepada orang tua. Cinta kepada sahabat. Cinta kepada saudara. Cinta kepada kekasih. Cinta kepada kekuasaan. Cinta kepada kekayaan.
Tapi, adakah cinta sejati di antara semua itu? Cinta yang dapat membuat pengorbanan dilakukan tanpa penyesalan. Cinta yang mampu melahirkan sejatinya kebahagiaan. amai orang berlomba mencari cinta yang sesungguhnya. Mereka mencari, kita mencari, menapaki jalannya masing-masing dengan caranya sendiri. Ada yang dengan memperturutkan hawa nafsu, menjadikan diri sendiri sebagai satu-satunya penentu. Sehingga tidak heran bertebaranlah cinta rela mati ala Romeo dan Juliet atau ala Jack ‘n Rose. Sehingga lahirlah perayaan berhala cinta ala Juno Februata atau ala Dewa Zeus dan Hera. Cinta liar. Cinta tanpa akal. Cinta tanpa perenungan. Lalu bagi kita, cinta sejati seperti apakah yang akan kita perjuangkan? Cinta sejati seperti apakah yang layak kita miliki dan bagi?


Jumat

Syarat Menjadi Kekasih Allah



Ali Ibn Abi Talib bercerita:
Suatu hari di Masjid Nabawi Rasulullah mengajari Ibn Abbas perihal capaian-capaian dan syarat-syarat seseorang untuk menjadi kekasih Allah:
Jagalah hak dan kewajibanmu terhadap Allah, Allah akan menjagamu
Jagalah hak dan kewajibanmu terhadap Allah, Dia akan menyertai setiap langkah dan usahamu.
Jika kau meminta, mintalah kepada Allah.
Jika kau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.


" resent post "