Rabu

TAUBAT seorang HAMBA

 
 
Rosulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“ Allah lebih gembira atas taubat seorang hambaNya ketika ia mau bertaubat kepadaNya”
(HR Bukhori – Muslim)




 Alangkah indahnya hikayat yg dituangkan oleh Al-Allamah Ibnul Qoyyim berikut ini:

“Ini adalah hikayat terkenal tentang seseorang yang keimanannya tinggi. Pada suatu hari, ia berhasil lolos dan lari dari tuannya. Disebuah gang ia melihat sebuah pintu rumah yang terbuka. Tiba-tiba seorang anak kecil sambil menangis keluar dari pintu itu. Tampak ibunya berada dibelakang mengusirnya keluar. Belum jauh si anak malan itu pergi, ia berhenti, ia berpikir dan bingung karena tidak punya tempat tinggal selain rumah yang baru saja ia tinggalkan tersebut, juga tidak ada yang melindunginya selain ibunya. Ia pun kembali lagi dengan hati hancur dan perasaan sedih. Mendapati pintu rumahnya telah terkunci rapat-rapat, ia lalu duduk bersandar sambilmeletakkan pipinya di ambang pintu, kemudian tertidur.

Sang ibu keluar, melihat anaknya dalam keadaan seperti itu, serta merta mendatanginya. Ia mendekap dan menciuminya dengan penuh rasa haru, sambil menangis ia berkata, “Anakku, kemana kamu tinggalkan aku? Siapa yang akan sudi melindugimu selain aku? BUkankah telah aku katakan padamu, jangan menentangku, jangan pula berani berbuat durhaka padaku, hingga hilang rasa kasih sayangku kepadamu. Aku ingin kamu selalu baik dan bahagia. Sang ibu membopongnya dan masuk ke dalam rumah.”

Coba renungkan kata-kata sang ibu tadi, “Jangan pula berani berbuat durhaka padaku, hingga hilang rasa kasih sayangku kepadamu.” Renungkan pula sabda Rosulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-

“Allah itu lebih sayang kpd hamba-hambaNya daripada sayang seorang ibu kepada anaknya”

Apakah artinya kasih sayang ibu, jika dibandingkan dengan kasih sayang Allah yang meliputi segala sesuatu? Oleh karena itu, jika seorang hamba membuat Allah murka dengan berbuat durhaka, berarti ia telah mendorong hilangnya rahmat Allah darinya. Dan jika ia mau bertaubat, berarti ia telah mengundang kembali rahmat yang memang pantas ia nikmati.


Madarij As-Saalikin 1/235-236

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" resent post "