Jumat

Berdoa Di Waktu-Waktu Mustajab


Buletin At Tauhid edisi VI/02
Oleh: Yulian Purnama


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya.

Sebagaimana perkataan seorang penyair:
“Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah”


Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya di kertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:

“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…


Berdoa Di Waktu Yang Tepat
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.


‎2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

‎3. Ketika malam lailatul qadar

4. Ketika adzan berkumandang

5. Di antara adzan dan iqamah

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

8. Di hari Jum’at

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala.
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

11. Ketika Hari Arafah

12. Ketika Perang Berkecamuk

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)


Waktu Adzan dan Iqamah

Berapa banyak orang yang mengeluhkan doanya kok belum dikabulkan dan mencari-cari waktu yang baik untuk berdoa. bahkan ada yang tidak berdoa kecuali diwaktu terkena musibah. Padahal kita semua senantiasa membutuhkan anugerah nikmat dan rahmat Allah. Allah mudahkan kita diperintahkan berdoa dalam setiap saat, namun menjanjikan –melalui lisan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam – adanya waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa agar kita lebih termotivasi untuk banyak berdoa. Nah bila doa kita memenuhi syarat dan ngepasi waktu-waktu tersebut, tentunya akan lebih mungkin diijabahi lagi.

Ibnu Al-Qayyim menjelaskan, “Apabila berkumpul bersama doa kehadiran hati dan doa yang pas dengan kebutuhannya lalu bertepatan dengan salah satu waktu ijabah yang enam yaitu sepertiga malam terakhir, ketika adzan dan antara adzan dan iqamah, setelah sholat fardhu, ketika imam naik mimbar pada hari jumat hingga selesai shalat dan akhir waktu setelah ashar dari hari tersebut. Kemudian juga bertepatan dengan kekhusyu’an dihati dan merendahkan diri dihadapan Allah dengan menghinakn diri, tadharru’ dan orang tersebut menghadap kiblat dan bersuci serta mengangkat kedua tangannya kepada Allah. Juga memulai dengan memuji Allah kemudian bersholawat kepada Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam dan setelah itu menyampaikan hajatnya dengan didahului dengan taubat dan istighfar kemudian meminta dan merengek dalam doanya tersebut ditambah lagi dengan bertawasul pada nama dan sifat Allah dan didahului dengan shodaqah, maka doa seperti ini hampir tidak akan ditolak selama-salamanya.” (Al-Jawab Al-Kaafi, hal 29-30).
Adzan dan iqamah adalah perkara yang mudah dan sudah diketahui semua orang. Bagaimana tidak, adzan dan iqamah dikumandangkan lima kali sehari di masjid-masjid dan surau-surau. Namun pernahkah kita berfikir memanfaatkannya untuk berdoa?

Waktu Mustajab
Ternyata diantara adzan dan iqamah ada waktu yang baik untuk berdoa. Diwaktu itu Allah akan mengabulkan seluruh doa hambaNya. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjelaskan dalam sabdanya,
الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa tidak akan ditolak diantara adzan dan iqamah.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi dan disahihkan Al-Albani dalam Irwa Al-Ghalil no. 244).
Waktu ijabah ini tepatnya setelah adzan selesai muadzin mengumandangkan adzannya hingga iqamah, sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dalam Hadits Abdullah bin Amru yang berbunyi,
أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ يَفْضُلُونَنَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ »
Sesungguhnya seorang berkata, “Wahai Rasulullah ! sungguh para muadzin telah mengalahkan kami.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab, “Ucapkanlah sebagaimana mereka kumandangkan. Apabila kamu telah selesai maka mintalah, kamu pasti diberi.” (HR. Abu daud dan dinilai sebagai hadits hasan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib hadits no 256).
Ada juga riwayat yang menjelaskan bahwa waktu itu adalah ketika adzan dikumandangkan, seperti dalam riwayat Sahal bin A’ad as-Saa’idi beliau berkata,


 قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثِنْتَانِ لاَ تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ : الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ عِنْدَ الْبَأْسِ حِيْنَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Dua hal yang tidak ditolak – atau hampir tidak ditolak- Doa ketika adzan dan peperangan sengit ketika sebagian mereka membunuh sebagaian lainnya.” (HR Al-Haakim dan disahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ hadits no. 3079).
Demikianlah kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap kita dengan memberikan waktu ijabah untuk doa yang sangat mudah yaitu ketika adzan dikumandangkan dan diantara adzan dan iqamah. Siapakah diantara kita yang ingin memanfaatkannya untuk doa?

 Semoga kita semua diberikan taufiq oleh Allah dalam memanfaatkannya.
Wabillahi taufiq.

di salin dari : http://www.facebook.com/home.php?ref=hp#!/groups/132093920201459/
 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" resent post "